Pengetahuan tentang filsafat akan sangat panjang dan menarik. Karena setiap jalan kehidupan selalu memancing untung berfilsafat. Munculnya filsafat, mulai dari sejarah sampai ke perkembangannya akan luas topiknya.
Secara mudah maka akan disajikan rangkuman tentang filsafat ilmu, berikut ini. Agar dalam memahami konsep lebih mudah karena diambil inti dari filsafat secara ringkas.
A. Pendahuluan
Filsafat bukanlah hal yang awam untuk dibicarakan, karena setiap hari manusia itu tidak terlepas dari berpikir dan berfilsafat. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu.
Sewaktu melihat sesuatu yang belum atau jarang dilihat, maka langsung terbersit suatu pertanyaan dalam pikiran kita. Misalnya, saat seseorang melihat pemandangan yang indah, maka muncul pertanyaan dalam pikirannya, “Bagaimana Tuhan menciptakan pemandangan yang indah seperti ini? Untuk apa Tuhan membuat pemandangan seperti ini?" dan lain sebagainya.
Semua ini adalah awal dari berpikir filsafat, yang bermula dari pertanyaan-pertanyaan, karena filsafat itu adalah pemahaman tentang cinta kebijaksanaan, cinta terhadap apa yang telah diciptakan dan tidak sekedar melihat dan mengagumi saja, tapi juga mempelajari dan menghayati makna yang terkandung dari sebuah kekaguman atau permasalahan.
Pada akhirnya inti dari semua itu adalah milik Allah semata yang diciptakan hanya untuk makhluk-Nya dan agar mereka mengingat serta mengetahui kekuasaan-Nya yang tiada tara.
B. Sejarah asal kata filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah, atau berarti. Kata filsafat dalam bahasa Indonesia memiliki padanan kata falsafah (Arab), philosophie (Prancis, Belanda dan Jerman), serta philosophy (Inggris).
Dengan demikian filsafat berarti mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (menjadi kata sifat) bisa berarti teman kebijaksanaan (katabenda) atau induk dari segala ilmu pengetahuan. Pengertian filsafat menurut para ahli :
1. Plato (427SM - 347SM) seorang filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan: Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
2. Aristoteles (384 SM - 322SM) mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
3. Marcus Tullius Cicero (106 SM - 43SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan: Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
4. Ibnu Sina dalam pernyataannya yang terkenal menyatakan, Jiwa berbeda dengan Jasad (The Soul si distinct krom The Brody).
5. Al-Farabi (meninggal 950M), filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan : Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
6. Immanuel Kant (1724 -1804), yang sering disebut raksasa pikir Barat, mengatakan : Filsafat itu ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya empat persoalan,yaitu: Apakah yang dapat kita ketahui? (dijawab oleh metafisika); Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh etika); Sampai di manakah pengharapan kita? (dijawab oleh agama); Apa itu manusia ( dijawab olh Antropologi).
7. Descartes (1596–1650), filsafat ialah kumpulan segala pengetahuan di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan.
Jawaban yang diperoleh menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus persoalan filsafat.
C. Filsafat adalah ibu dari semua ilmu
Objek material dari filsafat bersifat umum didasarkan pada kenyataan yang terjadi di kehidupan sehari-hari, sedangkan untuk ilmu-ilmu khusus membutuhkan objek khusus pula. Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari filsafat.
Berawal dari munculnya filsafat kemudian ilmu-ilmu khusus menjadi bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu dari semua ilmu (mother scientiarum).
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan ternyata terdapat kecenderungan lain yang menyebutkan bahwa filsafat Yunani kuno yang tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian terpecah-pecah.
Hal itu dapat terlihat dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang sebagai induk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang juga mengalami spesialisasi.
D. Ilmu pengetahuan identik dengan filsafat
Lebih lanjut Nuchelmans mengemukakan bahwa dengan munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan identik dengan filsafat.
Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang sudah menjadi sektoral dan terkotak dalam satu bidang tertentu.
Dalam konteks inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan didalami. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen tahun 1985 yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa filsafat digambarkan sebagai pohon yang memiliki banyak cabang yang merupakan ilmu-ilmu pengetahuan. Ada hubungan timbal balik antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah apabila pembahasannya tidak ingin dikatakan dangkal dan keliru.
E. Filsafat sebagai landasan ilmu pengetahuan
Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa fakta-fakta yang sangat penting bagi perkembangan ide-ide filsafati yang tepat sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari filsafat.
Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman, bahwa ilmu sains persoalannya dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya tidak salah.
Demikian pemaparan tentang filosofi sebagai induk atau ibu dari berbagai ilmu secara ringkas. Semoga bermanfaat dan dapat dipahami dengan baik. Selanjutnya akan dijelaskan artikel tentang:
Peranan Filsafat Terhadap Ketidaksempurnaan Ilmu Pengetahuan
Peranan Filsafat Terhadap Ketidaksempurnaan Ilmu Pengetahuan
0 Response to "Sejarah Awal Tentang Filsafat Sebagai Ibu Dari Segala Ilmu (Mother Scientiarum) Secara Singkat"
Posting Komentar