Pengertian Pengetahuan, Jenis, Metode, Batas dan Karakteristik pengetahuan

Kehidupan manusia sangat erat hubungannya dengan pengetahuan. Suatu hal yang baru diperoleh oleh individu dapat dikategorikan sebagai pengetahuan baru. Dimana terdapat suatu pemikiran setelah adanya suatu pengamatan.

Penjelasan tentang Pengetahuan 

Berikut akan dijelaskan tentang pengetahuan. Penjelasan meliputi pengertian pengetahuan, jenis pengetahuan, metode pengetahuan,  batas-batas pengetahuan, dan karakteristik pengetahuan.

A. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. 

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. 

Manakala informasi dan data sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindaki.

B. Jenis Pengetahuan

Pengetahuan yang dimiliki umat manusia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu pengetahuan yang berasal dari manusia itu sendiri, dan yang berasal dari luar manusia. Jenis pengetahuan yang kedua inilah yang dianggap atau dipercaya berasal dari Pencipta Manusia dan Alam (yang oleh orang beragama disebut Tuhan) diistilahkan wahyu. 

Golongan materialisme tidak mempercayai adanya jenis pengetahuan kedua ini karena mereka tidak mempercayai adanya Tuhan. Al-Kindi menyebut pengetahuan jenis pertama itu pengetahuan Ilahi, yang dasarnya keyakinan dan jenis kedua: pengetahuan, yang dasarnya pemikiran. 

Pengetahuan manusia itu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
  1. Pengetahuan indera
  2. Pengetahuan Ilmu
  3. Pengetahuan Filsafat

Pengetahuan adalah semua milik atau isi pikiran ialah pengetahuan.
a. Pengetahuan indra yaitu apa yang kita lihat, rasakan, sentuh,cium. Pengalaman pancar indra ini melalui proses pemikiranlangsung menjadi pengetahuan. 

b. Pengetahuan ilmu ialah hasil berfikir secara sistematis danmendalam, disertai riset dan eksperimen. Hasil berikir dan berbuat dengan metode ini membentuk suatu pengetahuan.

c. Pengetahuan filsafat ialah pemikiran secara sistematik, radikal,dan universal.
Ketiganya dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan pengetahuan, ilmu pengetahuan, dan filsafat.

C. Metode pengetahuan

Pengetahuan yang diperoleh manusia melalui akal, indra dan lainya mempunyai metode tersendiri dalam teori pengetahuan diantaranya adalah:
1.   Metode Induktif : Suatu metode yang menyimpulkan pernyataan-pernyataan hasil observasi disimpulkan dalam suatu penyataan yang lebih umum.

2.  Metode Deduktif : Suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem yang runtut.

3.  Metode Positivisisme : Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui , yang faktual, dan positif. Ia mengenyampingkan segala persoalan di luar yang ada sebagai fakta. 

Menurut Comte, perkembangan pemikiran manusia ada tiga yaitu, teologis, metafisis, dan positif. Pada tahap teologis, orang berkeyakinan bahwa dibalik segala sesuatu tersirat pernyaan kehendak khusus. Pada tahap metafisik, kekuatan adikodrati itu di ubah menjadi kekuatan abstrak, yang kemudian dipersatukan dalam pengertian yang bersifat umum yang disebut alam dan dipandangnya sebagai asal dari segala gejala. 

Pada tahap positif, usaha pengenalan yang mutlak, baik pengetahuan teologis ataupun metafisis dipandang tak berguna. Menurutnya, tidaklah berguna melacak asal dan tujuan hakikat yang sejati dari segala sesuatu. Yang penting adalah menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta dengan pengamatan dan penggunaan akal.

4.  Metode Kontemplatif  : Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk mencapai pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun akan berbeda-beda harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut dengan intuisi. 

Pengetahuan yang di dapat melalui intuisi bisa diperoleh dengan cara berkomtemplasi seperti yang dilakukan oleh al-Ghazali. Intuisi dalam tasawuf disebut dengan ma’rifah . 

Al-Ghazali menerangkan bahwa pengetahuan intuisi atau ma’rifah yang disinarkan oleh Allah secara langsung merupakan pengetahuan yang paling benar. Pengetahuam yang diperoleh intuisi ini hanya bersifat individual.

5. Metode Dialektis : metode ini disebut juga dengan metode tanya jawab yang diajarkan oleh Socrates. Tanya jawab yang dilakukan secara meningkat dan mendalam akan melahirkan pikiran yang kritis.

D. Batas-batas pengetahuan

Pengetahuan indera: lapangannya segala sesuatu yang dapat disentuh oleh panca indera secara langsung; batasnya sampai  kepada segala sesuatu yang tidak tertangkap oleh panca indera.

Pengetahuan ilmu: lapangannya segala sesuatu yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen); batasnya sampai kepadayang tidak atau belum dapat dilakukan penelitian;

Pengetahuan filsafat; segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi (relative, terbatas); batasnya ialah batas alam, namun demikiania juga mencoba memikirkan sesuatu yang di luar alam, yang disebut oleh agama Tuhan.

E. Karakteristik Pengetahuan

Karakteristik ilmu pengetahuan di antaranya sebdagai berikut :
1. Konkrit, yaitu dapat diukur kebenarannya.
2. Kehadiran objek dan subjek tidak dapat dipisahkan atau memiliki keterkaitan satu sama lainnya.
3. Tidak terbatas sehingga masih banyak ilmu pengetahuan yang harus digali lagi dan tidak mempunyai keterbatasan tertentu.
4. Metodologi yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan
5. Rasionalis ; Penalarannya berdasarkan ide yang dianggap jelas dan dapat diterima oleh akal.
6. Wahyu ; Tidak menggunakan penalaran, tetapi menggunakan wahyu sebagai sumber pengetahuan.
7. Hasil ilmu bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama
8. Kebenarannya tidak mutlak dan bisa terjadi kekeliruan
9. Obyektif tidak bergantung pada pemahaman secara pribadi

Suatu pengetahuan akan memancing pemikiran akan suatu hal. Pemikiran tersebut akan membawa pada kebenaran yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari pengetahuan. Untuk penjelasan detail silakan baca artikel ini: Peranan Filsafat Terhadap Ketidaksempurnaan Ilmu Pengetahuan

Berlangganan artikel via Email:

0 Response to "Pengertian Pengetahuan, Jenis, Metode, Batas dan Karakteristik pengetahuan"

Posting Komentar