Penjelasan Tentang Radikal Bebas yang Berbahaya Bagi Kehidupan Makhluk Hidup dan Cara Pencegahannya

Seringnya kita mendengar tentang berbahayanya radikal bebas. Dari perbincangan, berita-berita juga menyampaikan informasi yang merugikan tentang radikal bebas. Keberadaannya yang tidak dapat dihindari, ada selalu di sekitar kita. 

Bahkan tubuh kita memproduksinya. Tapi bagaimana pengetahuan kita tentang zat ini? Apakah sudah sedikit banyak tahu mengenai radikal bebas menurut ilmu pengetahuan? Mari kita bahas untuk meningkatkan pengetahuan kita.

Apakah Pengertian Radikal Bebas Itu?


Menurut Soeatmaji radikal bebas adalah suatu senyawa atau molekul yang mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital luarnya. Jadi elektron terluarnya hanya memiliki satu elektron tanpa pasangan.

Selanjutnya Winarsih menyatakan bahwa adanya elektron yang tidak berpasangan tersebut menyebabkan senyawa tersebut tidak stabil dan sangat reaktif.  Untuk mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron dari senyawa yang berada di sekitarnya.

Tak terkecuali molekul atau senyawa yang ada di dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyerang tubuh seperti protein, lipid, dan asam nukleat. Bila hal tersebut terjadi maka sel, DNA dan protein akan mengalami kerusakan.

Kerusakan Tubuh yang dapat Diakibatkan Oleh Radikal Bebas


Seperti dikatakan sebelumnya tadi, radikal bebas dapat menyerang senyawa dan molekul penting dalam tubuh. Sehingga keseimbangan sang ketua tubuh akan terganggu. Bila radikal bebas yang menyerang senyawa penting dalam tubuh, maka akan berakibat senyawa tersebut akan kehilangan satu elektronnya juga. Bila hal itu terjadi maka jumlah radikal bebas dalam tubuh akan meningkat.

Jumlah radikal bebas yang menumpuk di dalam tubuh akan mengakibatkan tubuh mengalami stres oksidatif. Yaitu suatu kondisi jumlah radikal bebas lebih banyak dibanding antioksidan yang dapat mencegah radikal bebas merusak sel.

Dikatakan oleh Baskar et al, radikal bebas diproduksi dalam tubuh kita akan berbahaya. Jika terus menerus terpapar secara alami maupun karena pengaruh dari lingkungan sekitar yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit seperti kanker, anterosklerosis, arthritis, penyakit Parkinson serta alzeimer.

Radikal bebas dapat mengakibatkan penuaan. Karena radikal bebas dapat merusak kode DNA. Kemudian menyebabkan sel baru akan tumbuh tidak benar dan menyebabkan penuaan.

Sumber-Sumber Radikal Bebas


Radikal bebas bisa diproduksi dalam tubuh dan juga berasal dari luar tubuh.

Radikal bebas dari dalam tubuh atau endogen


Radikal bebas yang diproduksi oleh tubuh berupa senyawa yang berasal dari proses biologi normal. Sebenarnya di dalam tubuh juga diproduksi penangkalnya. Enzim superoksida dismutase (SOD) dan glutation peroksidase dapat menjadi zat penangkalnya.

Tubuh memproduksi radikal bebas karena memang ada manfaatnya. Selain karena suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh saat terjadi reaksi. Radikal bebas juga bermanfaat melawan zat pengganggu di dalam tubuh. Jadi bila ada kuman yang masuk ke dalam tubuh, maka radikal bebas berperan melawan kuman tersebut.

Radikal bebas dari luar tubuh atau eksogen


Tubuh dapat memperoleh radikal bebas dari lingkungan. Sumber radikal bebas tesebut adalah  paparan sinar matahari, ozon, asap rokok, asap kendaraan, polusi, bahan kimia industri. Sumber radiasi juga dapat berasal dari makanan dan minuman. Bahan makanan dan minuman yang dapat menyumbang radikal bebas dalam tubuh adalah makan cepat saji atau junk food.

Radikal Bebas Dilihat dari Ilmu Pengetahuan


Reaksi pembentukan radikal bebas merupakan mekanisme biokimia tubuh normal.  Terjadi melalui reaksi yang langsung memutuskan ikatan atau melalui transfer elektron. Radikal bebas lazimnya hanya bersifat perantara yang bisa dengan cepat diubah menjadi substansi yang tidak lagi membahayakan bagi tubuh.

Namun, apabila radikal bebas bertemu dengan enzim atau asam lemak tak jenuh ganda, maka merupakan awal dari kerusakan sel. Radikal mampu menarik atom hidrogen dari suatu molekul disekitarnya.

Pengaruh radiasi ionisasi terhadap materi biologi akan menghasilkan radikal bebas hidroksil dan radikal bebas lainnya, seperti radikal hidrogen yang siap berinteraksi dengan biomolekul-biomolekul lain yang saling berdekatan (Middleton dalam Rony).

Radikal bebas memiliki aktivitas sangat tinggi karena sifatnya yang segera menarik elektron di sekililingnya. Reaktivitas radikal bebas merupakan upaya untuk mencari pasangan elektron sehingga akan terbentuk radikal bebas baru yang berasal dari atom atau molekul yang elektronnnya diambil untuk berpasangan dengan radikal sebelumnya.

Bila dua senyawa radikal betemu, elektron-elektron yang tidak berpasangan dari kedua atom tersebut akan bergabung membentuk ikatan kovalen yang stabil. Namun jika senyawa radikal bebas bertemu dengan senyawa bukan radikal bebas, akan terjadi 3 kemungkinan:
  1. Radikal bebas akan memberikan elektron yang tidak berpasangan (reduktor).
  2. Radikal bebas menerima elektron (oksidator).
  3. Radikal bebas bergabung dengan senyawa bukan radikal bebas (Halliwel et al, 1992  dalam Winarsi)

Secara umum terdapat 3 tahapan dalam reaksi pembentukan radikal bebas mirip dengan rancidity oxidative, yaitu :
a. Tahap inisiasi
Tahap inisiasi merupakan awal pembentukan radikal bebas. Misalnya :
Reaksi proses pembentukan radikal bebas

b. Tahap propagasi
Tahap propagasi merupakan tahap pemanjangan rantai radikal.
Reaksi proses pemanjangan rantai radikal

c. Tahap terminasi
Tahap terminasi yaitu bereaksinya senyawa radikal dengan radikal lain atau dengan penangkap radikal, sehingga potensi propagasinya rendah.
R1● + R1● R1-R1 ………….(5)
R2● + R1● R2-R1 ………….(6)
R2● + R2● R2-R2  dst .......(7)

Reaksi proses reaksi senyawa radikal dengan radikal lain

Efek kerja radikal bebas lebih besar dibandingkan dengan oksidan pada umumnya. Keberadaan radikal bebas sulit dideteksi karena Radikal bebas memiliki sifat reaktivitas yang sangat tinggi dan tidak stabil sehingga keberadaannya sulit dideteksi. 

Tingginya kadar radikal bebas dalam tubuh dapat ditunjukkan oleh rendahnya aktivitas enzim antioksidan dan tingginya kadar malondialdehid (MDA) dalam plasma. Hal tersebut dikarenakan semakin meningkatnya usia seseorang, sel-sel tubuh mengalami degenerasi, proses metabolisme terganggu, dan respons imun juga menurun. Semua faktor ini dapat memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif. Oleh sebab itu, tubuh kita memerlukan suatu substansi penting, yakni antioksidan (Winarsi).

Cara untuk mencegah bahaya radikal bebas


Untuk dapat mencegah radikal bebas membahayakan tubuh karena jumlahnya semakin banyak, maka dibutuhkan antioksidan. Dimana arti dari antioksidan adalah molekul sel yang mampu mencegah radikal bebas mengambil elektron. Sehingga kerusakan sel dapat dihindari.

Jika jumlah antioksidan lebih banyak dari radikal bebas, maka kerusakan dapat dihindari. Karena itu, produksi antioksidan dalam tubuh harus lebih besar untuk menghalangi radikal bebas berbahaya dari luar.

Tubuh kita dapat memproduksi antioksidan sendiri. Tapi karena asupan radikal bebas dari luar tubuh lebih banyak. Maka tubuh juga membutuhkan asupan antioksidan juga dari luar. Sumber antioksidan dapat diperoleh dari kita mengkonsumsi makanan sehat.

Makanan yang dapat menjadi sumber antioksidan adalah sayuran dan buah-buahan. Seperti tomat, wortel, brokoli, bayam, buah kiwi, buah beri, dan lain sebagainya. Selain buah dan sayuran juga sumber antioksidan bisa diperoleh dengan mengkonsumsi kacang-kacangan dan teh hijau. Makanan tersebut dapat menjadi sumber antioksidan dalam bentuk vitamin C, Vitamin E, fitonutrien, likopen dan lainnya.

Demikianlah penjelasan tentang radikal bebas dan antioksidan yang dapat dijelaskan penulis. Semoga setelah membaca penjelasan di atas, dapat lebih memahami arti dari radikal bebas, sumber radikal bebas dan bahayanya dalam tubuh. Serta pencegahan radikal bebas dengan cara memakan makanan yang mengandung antioksidan.

Berlangganan artikel via Email:

0 Response to "Penjelasan Tentang Radikal Bebas yang Berbahaya Bagi Kehidupan Makhluk Hidup dan Cara Pencegahannya"

Posting Komentar